PENA 98 soal Big Data Dukung Pemilu Ditunda: Rakyat Tak Bisa Diklaim

Sekjen Perhimpunan Nasioanal Aktivis 98 (PENA 98) Adian Napitupulu mempertanyakan paparan ilmiah Big Data terkait usulan perpanjangan masa jabatan presiden yang belakangan disampaikan oleh para politisi.
Menurutnya, paparan Big Data berbeda dari paparan survey yang lengkap. Paparan Big Data hanya disampaikan dalam pernyataan politisi tanpa publikasi resmi yang detail Di semua media hanya disebutkan : “Data dari 100 juta pengguna sosial media dan 60 persen mendukung, 40 persen menolak” “Sama sekali tidak disebutkan data tersebut dari Big Data berasal Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Snapchat atau apa?,” ujar Adian dalam rilis medianya, Sabtu (12/3).
Selanjutnya Adian menjelaskan dalam penyampaian hasil Big Data juga tidak ada paparan yang secara ilmiah menjelaskan bagaimana metodeloginya, asal angka 100 juta itu dari mana dan rentang waktu berapa lama, jenis kelamin, tingkat ekonomi, wilayah hingga margin error termasuk lembaga mana yang mengelola Big Data tersebut.
Adian mempertanyakan lembaga yang mengelola Big Data itu termasuk lembaga Independen, BIN, BRIN, Menkominfo, Badan Syber atau lainnya. “Sebagaimana paparan hasil Survey yang lengkap dan detail hingga kadang bisa sampai 25 bahkan 40 halaman,” jelasnya. Ia juga menjelaskan pentingnya paparan tersebut.