Warga Surabaya Demo Tolak GOR dan SD Jadi Isolasi Covid

Warga Surabaya menggelar demonstrasi menolak rencana Pemerintah Kota Surabaya menjadikan sejumlah gedung sekolah dasar (SD) dan gelanggang olahraga (GOR) sebagai tempat karantina dan isolasi pasien Covid-19.
Protes itu dilakukan masyarakat di sejumlah area, di antaranya di sekitar GOR Indoor di kompleks Stadion Gelora Bung Romo (GBT) dan di wilayah Barata Jaya dan Gunungsari Surabaya. GOR Indoor GBT memang rencananya akan dijadikan rumah sakit darurat bagi pasien Covid-19. Segala persiapan sudah dilakukan. Namun, warga sekitar memprotes. Mereka bahkan sampai memblokade akses jalan menuju gedung tersebut. “Kami menolak karena kami khawatir warga tertular,” kata Muid, warga Kelurahan Sumberejo Kecamatan Pakal, Jumat (23/7).
Menurutnya, ada 4 RW yang menolak karena lokasi tempat isolasi tidak jauh dari pemukiman warga. Menurut Muid, warga di 4 RW tersebut juga banyak yang bekerja di kompleks dan khawatir keselamatannya terancam. “Warga yang bekerja di kompleks GBT juga menolak dipekerjakan di tempat isolasi jika memang benar akan dioperasikan,” ujarnya. Di lokasi lain, warga yang bertempat tinggal di sekitar SDN Barat Jaya, Gubeng, Surabaya, juga menolak rencana Pemkot Surabaya yang disebut akan menjadikan tempat itu sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19. “Saya sebagai perwakilan warga menolak keras SDN Baratajaya digunakan untuk tempat isolasi,” kata Ketua RT 03 RW 05 Kelurahan Barata Jaya, Imam Setyono.