Nias Barat Diguncang Tiga Kali Gempa Pagi Ini

Medan, CNN Indonesia — Wilayah Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diguncang tiga kali gempa bumi tektonik pada Selasa (20/4/2021) pagi. Tapi berdasarkan hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Gempa pertama terjadi pada pukul 06.58.22 WIB di kawasan Barat Daya Nias. Informasi pendahuluan BMKG mencatat gempa pertama ini berkekuatan magnitudo 6,4. Kemudian diperbarui menjadi magnitudo 6,1. Episenter atau pusat gempa bumi terletak pada koordinat 0,17 LU dan 96,48 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 140 km arah Barat Daya Nias, Sumut di kedalaman 16 km.

Kemudian gempa susulan terjadi pada pukul 09.07.14 WIB dengan magnitudo 3,2. Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 0,27 LU dan 96,72 BT atau tepatnya berlokasi pada jarak 113 km arah Barat Daya Nias Barat di kedalaman 82 km. Selanjutnya terjadi lagi gempa pada pukul 09.23.13 WIB dengan magnitudo 4,1. Episentrum gempa terletak pada koordinat 0,27 LU dan 96,75 BT atau tepatnya berlokasi pada jarak 110 km Barat Daya Nias Barat di kedalaman 60 km. Pelaksana tugas Kepala BMKG Medan Eridawati mengungkapkan, dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi kali ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas tektonik pada Lempeng Samudera Hindia (outer rise). Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan sesar turun (normal fault).

“Guncangan gempa bumi ini dirasakan Nias Barat II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu), AekGodang, Padang Sidempuan, Pariaman, Padang Pariaman, Padang, Pakpak Bharat, Aceh Singkil II MMI, Gunung Sitoli I-II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang),” sebut Eridawati. Namun begitu hingga saat ini, tambah Eridawati, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Selain itu hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Meski begitu, warga tetap diminta untuk waspada. “Masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” tutur Eridawati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *